Ade Bhakti Ungkap Suami Mbak Ita Minta Proyek ke Camat Senilai Rp 20 M

Suami Mbak Ita – Kabar mengejutkan datang dari dunia pemerintahan Kota Semarang. Ade Bhakti, mantan Camat Gajahmungkur yang kini menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran, baru-baru ini mengungkapkan bahwa suami Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Mbak Ita, meminta proyek senilai Rp 20 miliar kepada camat setempat. Pernyataan ini mencuat setelah sebelumnya Ade Bhakti mengungkapkan bahwa dirinya di mutasi akibat sindiran terhadap lomba nasi goreng yang digagas oleh Mbak Ita.

Permintaan Proyek Rp 20 M dari Suami Mbak Ita

Ade Bhakti mengungkapkan bahwa pada sekitar bulan Desember 2022, seorang pengusaha berinisial M menyerahkan uang senilai Rp 2 miliar kepada Alwin Basri (AB), suami Mbak Ita, sebagai komitmen fee proyek penunjukkan langsung (PL) pada tingkat kecamatan. Uang tersebut di gunakan untuk kepentingan Pemkot Semarang yang tidak dianggarkan dalam APBD, seperti pengadaan mobil hias dalam festival bunga yang di adakan Pemerintahan Kota Semarang.

Dampak Sindiran terhadap Lomba Nasi Goreng

Sebelumnya, Ade Bhakti sempat membuat konten yang di duga menyindir perlombaan nasi goreng yang di gagas oleh Mbak Ita untuk memeriahkan HUT RI ke-78 di Kota Semarang. Konten tersebut viral di media sosial dan memicu reaksi negatif dari publik. Beberapa warganet bahkan membanjiri kolom komentar Instagram Mbak Ita dengan hujatan.

Tidak lama setelah itu, Ade Bhakti di copot dari jabatannya sebagai Camat Gajahmungkur dan di mutasi menjadi Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran slot 777. Masyarakat menduga bahwa mutasi tersebut terkait dengan sindiran Ade Bhakti terhadap lomba nasi goreng tersebut.

Tanggapan Wali Kota Semarang

Hingga saat ini, Wali Kota Semarang, Mbak Ita, belum memberikan tanggapan resmi terkait pengakuan Ade Bhakti mengenai permintaan proyek senilai Rp 20 miliar oleh suaminya. Namun, kasus ini menjadi sorotan publik dan menambah daftar panjang dugaan korupsi yang melibatkan pejabat publik di Indonesia.

Dampak terhadap Karier Politik Mbak Ita

Kasus ini juga berpotensi mempengaruhi karier politik Mbak Ita. Sebelumnya, Mbak Ita telah menyatakan niatnya untuk maju dalam Pemilihan Wali Kota Semarang pada tahun 2024. Namun, dengan adanya dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi, peluangnya untuk terpilih kembali sebagai wali kota dapat terancam.

Pentingnya Transparansi dan Akuntabilitas

Kasus ini menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran daerah. Pemerintah daerah harus memastikan bahwa setiap proyek yang di laksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak ada praktik korupsi yang merugikan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga di harapkan dapat berperan aktif dalam mengawasi jalannya pemerintahan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari praktik korupsi.

Dengan adanya pengungkapan ini, di harapkan dapat menjadi pelajaran bagi pejabat publik lainnya untuk selalu menjaga integritas dan tidak terlibat dalam praktik korupsi yang dapat merugikan negara dan masyarakat.

Exit mobile version